Harusnya, kita menghirup udara segar setiap saat. Tapi ada asap atau bau busuk yang menyengat. Harusnya kita cukup minum air segar dari sumur....Bicara soal ini enggak ada asyiknya. Bahkan cenderung menyeramkan. Tapi apa boleh buat. Karena semuanya itu adalah kenyataan. Ya, lingkungan kita telah terpolusi. Bahkan tanpa terasa dalam keseharian, kita ikut 'menyumbang' berbagai polutan. Maunya naik mobil sendiri, hingga menambah gas buang kendaraan. Maunya praktis saat belanja, hingga plastik bekas menumpuk dan jadi sampah yang tak terurai. Atau maunya mencuci bersih koleksi kita dengan bahan kimia, hingga limbahnya mencemari selokan yang mengalir menuju sungai. Dan kalau kita biarkan terus menerus, semua ini akan mengurangi kualitas penghuni bumi ini. Mau tahu lebih lanjut? Ini dia rinciannya.
polusi udara
Udara adalah kebutuhan vital makhluk hidup. Harusnya kita Cuma menghirup oksigen. Tapi zat-zat lain ikut. Misalnya saja, semburan gas buang knalpot yang tiap hari melewati jalan di komplek perumahan nuansa alam kita. Maka kita akan menghirup nitrogen dioksida saat kendaraan-kendaraan itu lewat. Nuansa alam bisa berganti nuansa polusi. Senyawa ini akan merusak paru-paru dengan menyerang lemak tak jenuh yang ada di paru-paru. Belum lagi kalau kita sering berada di udara yang lebih kotor lagi seperti jalan besar, dekat instalasi industri, atau orang di sekitar kita merokok terus. Maka darah kita akan banyak mengandung CO. Kadar hemoglobin kita berkurang. Kalau sudah begini jadinya kita gampang merasa tertekan, pusing dan pingsan.
Itu baru yang terjadi di perkotaan. Di hutan belantara yang pohonnya ditebang dan dibakar akan menimbulkan asap. Binatang-binatang cuma bisa lari. Ekosistem pun bisa terganggu. Tak heran kalau mereka juga bisa ikut punah. Sebab mereka juga seperti kita, membutuhkan udara yang bersih buat bernapas.
polusi air
Yang jelas banyak beredar air kemasan di sekitar kita. Ini menandakan masyarakat kita sudah enggak percaya lagi dengan air tanah sebagai sumber air minum.Ya, air kita telah banyak terpolusi oleh berbagai bahan sumber polusi. Dari pestisida yang dipakai menyemprot hama tanaman, mikroorganisme, limbah industri yang mengandung minyak, timbal dan radioaktif, serta sampah-sampah yang masuk ke aliran air. Air yang tercemar ini terlihat dari rasanya yang aneh, baunya yang menyengat atau warnanya yang tidak alami lagi, menjadi hitam atau merah misalnya.
Akibatnya kita enggak jauh-jauh dari penyakit. Cuma minum air yang terpolusi oleh organisme, kita bisa sakit perut. Apalagi kalau berlama-lama dengan air yang kadar polusinya tinggi. Bukan cuma sakit perut, tapi bisa infeksi lambung, sakit kulit atau malah keracunan.
Dan bukan cuma itu saja, air yang tercemar akan mencemari sungai-sungai yang ada. Warna airnya menjadi lebih gelap. Ini akan mengganggu fotosintesis di dalam sungai, sebab sinar matahari susah menembus air. Jadi binatang-binatang di sungai menjadi kekurangan oksigen. Itu baru sungai. Kalau air tercemar ini masuk ke laut, maka ekosistem laut pun bisa terganggu. Akibatnya populasi laut tidak bisa berkembang dengan baik. Bahkan bisa menjadi punah karena enggak tahan. Dan buat kita, sumber makanan laut menjadi berkurang.
pencemaran tanah
Tanah juga dicemari berbagai bahan. Misalnya saja pestisida. Pestisida akan diserap akar dan kalau itu sayuran, maka kita juga akan tercemar pestisida juga.Yang lebih hebat lagi tanah dicemari oleh banyaknya sampah dari berbagai bahan. Makin banyak jumlah penduduk, maka sampah yang dihasilkan pun makin berlimpah. Dan sayangnya di negara kita ini soal sampah banyak yang belum dibereskan sampai tuntas. Taruhlah kita sudah membuang di tempat sampah. Sampai si tempat pembuangan akhir, banyak sampah tidak diolah dengan baik.
Akibatnya tanah jadi tercemar karena banyak sampah yang tak terurai. Yang bisa bertahan hidup di tempat seperti itu cuma tikus-tikus pemakan segala. Tak ada tumbuhan yang hidup di sana. Tanah jadi gersang dan tandus. Kalau begini persediaan air pun makin sedikit. Belum lagi kalau kita suka buang sampah sembarangan, maka areal sampah makin luas lagi.
Ternyata kalau kita cuek saja, bukan tak mungkin generasi sesudah kita tinggal menikmati foto-foto indahnya ciptaan Tuhan itu. Bukan asli makhluknya lagi. Sayang banget ya?(wining, eka/kaWanku)